Nov 17, 2009

Sego Godhog Khas Temanggung

39 tahun jadi orang Temanggung, sudah pernah dengar nama pakanan namanya Sego Godhog mungkin sepuluh tahunan yang lalu, tapi tidak pernah berkesempatan mencoba, sampai jadi lupa karena banyaknya peristiwa. Baru hari ini setelah 41 tahun hidup.


Mulanya dalam rangka dijemput Dik Guh dan Sofi. Adikku dan istrinya ini memang baik hati, malam-malam mau menjemputku di Secang. Aku di Semarang seharian, biasanya menginap, tapi kali ini aku pulang walaupun besok pagi harus tetap balik ke Semarang. Malam ini malam terakhir sebelum adikku meninggalkan Indonesia setelah kurang lebih 3 bulan liburan di kampung halaman.

Dari Secang perjalanan balik ke Temanggung, aku tidak lapar sebenarnya, tapi adikku ini kelaparan dan pengin yang anget-anget di malam yang dingin di Temanggung. Katanya sih mau ke warung nasi goreng Pak Mul depan BNI. Aku belum pernah dengar. Jabane Pak Mul anake sopo maneh. Tapi oh baiklah aku menurut saja.

Sampailah di angkringan depan gedung BNI Temanggung, tepatnya di emperan toko Nusantara, jl. Let Jend Suprapto. Bentuk angkringannya bener2 gak mitayani. Kecil gelap. Tapi aku jadi tertarik karena masaknya pakai anglo, wah kayaknya syedap nih. Sambil menunggu antrian, Kaguh dan Sofi bercerita bahwa kecil-kecil begini angkringan Pak Mul sempat masuk acara TV Mak Nyus. Batinku, weleh you know aku gak pernah nonton TV jadi gak begitu ngeh acara Mak Nyus ini acara seperti apa.

Sementara Pak Mul memasak untuk pembeli lain, aku sempatkan memotret. Banyak foto yang tidak sukses karena pencahayaan tidak terlalu mendukung. Untunglah Pak Mul manis sekali, dia mau-mau saja berhenti sejenak dari kegiatan masak memasaknya supaya aku bisa ambil gambarnya. Sambil memotret aku sok jadi wartawan, Pak Mul aku wawancarai. Ternyata dia sudah jualan di sini sejak tahun 1983. Weleh where have I been? Kalau siang katanya jualan soto di SMP Masehi. Ya ampyun lha terus bersenang2nya kapan, siang malam jualan, belum belanja dan masaknya.

Anyway, tibalah giliran kami. Aku ditanya sego goreng bakmi goreng atau sego godhog. Wah lha iki, nasi goreng bakmi goreng sih sudah sering. Tapi sego godhog? So dengan manstap, aku memesan sego godhog. Bawang diperbanyak, sambel diperbanyak, nasi sedikit saja, sayuran diperbanyak. So Pak Mul segera menggarap dengan lincahnya.

Tak lama kemudian jadilah sego godhog siap santap. Bentuk rupanya walah tidak cantik blas. Tetapiii .... woalah yo memang pantes kalau sampek masuk TV. Jebule weeenaaaakkk tenan. Byuh byuh terpujilah Dia yang menciptakan Pak Mul!!! Terberkatilah tangan Pak Mul!! Sekian lama jadi wong Temanggung, kok bisa aku miss makanan enak seperti ini. Makannya sambil ndheprok di emperan toko Nusantara. Ohh indah sekali! I love this small town di malam hari begitu syahdu. Ndeso yo ben.

Rasanya pengin tanduk, tapi kuatir perut mbesesek karena sudah malam. Sebelum berangkat pulang ada orang tiba-tiba mengulurkan uang 2 lembar ribuan, katanya minta bakso 2 ribu saja. Pak Mul menjawab dengan sabar, tidak ada bakso, yang ada nasi goreng bakmi goreng dan sego godhog. Maka oran itu bilang sego goreng tapi rong ewu wae. Kami cepat-cepat bilang ke Pak Mul, bikinkan saja, nanti kekurangannya kami tambahi. Kami masih berpikir, kok bisa tadi minta bakso jelas-jelas angkringannya tidak menunjukkan bakul bakso? Tapi belum selesai mikir, orang ini tiba-tiba pidato sendiri sambil mengacungkan tangan ke arah jalan raya. Oala jebule wong gendheng.

Anyway busway, wong gendhengnya pidato dengan manis kok, tidak mengamuk, jadi tidak merusak the fun of sego godhog yang baru bagi lidahku. Besok pulang Temanggung lagi aku harus mengunjungi Pak Mul. Harus!

Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments: