Dec 16, 2016

JAMAN DAHULU KALA SEBELUM ADA MAS HABIB INI

Jaman saya kecil dulu, kami satu-satunya keluarga kristiani, listrik belum masuk desa.  Ibu kami punya genset sehingga rumah kami ada listrik.  Listriknya dibagi ke mesjid desa.  Jadi pakai kabel puanjaang disambung dari rumah kami ke mesjid.  Free!  Hari biasa sampai jam 12 malam, malam lebaran semalam suntuk supaya saudara-saudara muslim bisa takbiran dengan nyaman sampai pagi.  Sama sekali tidak ada yang punya ide mesjidnya jadi kharom, sama sekali tidak ada yang galauw bahaya kristenisasi.  Kami bersaudara dan berbagi walau beda keyakinan tanpa prasangka aneh-aneh. 

Di luar desa kami yang permai di lereng gunung Sumbing ini juga tidak pernah terdengar ada orang rame-rame atas nama agama.  Tidak ada acara mempermasalahkan atribut natal.  Kalau Lebaran saya keliling desa bersama teman-teman sepermainan untuk sungkem kepada para sepuh desa, minta maaf, dan bahagia dapat doa dan antari (makanan khas lebaran di desa kami).  Pada hari natal, para tetangga pada datang ke rumah kami, gantian bersilaturahmi. 

Tidak ada yang punya ide itu haram dan tidak sesuai aqidah.  Tidak ada yang meng awas-awas nanti jadi kafir.  Sayuk rukun indah sekali.  Dan saya tentu saja yang paling bahagia karena banyak makanan.

Tapi itu duluuu sebelum ada orang model beliauw ini kasih ide yang "canggih" kepada masyarakat :)

#FPI

May 10, 2013

"WANI PIRO?" - DOESNT WORK!

Tulisan ini sebenarnya terilhami dari pengalaman yang schocking, seorang mantan rekan sekerja keluar dari perusahaan dengan begitu rendahnya, pertama tanpa surat pengunduran diri menghilang berhari-hari membawa laptop perusahaan, setelah semua orang obyak, baru property itu dikembalikan, tapi setelah dicheck ternyata data sudah kosong.  Ditanya kemana datanya, dengan entengnya menjawab itu ilmunya dia jadi harus dia bawa.

Tidak habis pikir kok bisa orang ini tidak bisa membedakan antara ilmu dengan data!  Ilmu memang miliknya, dan ilmu itu melekat pada dirinya, tidak bisa hilang kecuali dia lupa ingatan, dan itu sebabnya dia dulu dihire dan digaji, karena tidak mungkin perusahaan menghire orang yang kosongan tanpa ilmu sama sekali.  Dia sudah diterima bekerja karena ilmunya, dan perusahaan membayarnya setiap bulan untuk semua ilmu yang diaplikasikan untuk kepentingan perusahaan.  Orang terhormat tentunya bisa menghormati deal ini.  Sedangkan hasil aplikasi ilmunya yang sudah dibayar perusahaan itu, atau yang disebut output kerja, yang direkam dalam bentuk dokumen dan data, tentu saja menjadi milik perusahaan karena sudah dibayar lunas melalui payrollnya setiap bulan.

Yet orang ini memutuskan apa yang sudah dibayar itu diambil kembali secara diam-diam, alias mencuri!  No self respecting person akan tega merusak citra dirinya dengan melakukan sesuatu yang rendah seperti ini.

Orang yang saya ceritakan ini hanya salah satu dari sekian banyak orang yang tidak bisa menghormati dirinya sendiri karena mindset yang terbalik.  Sudah menikmati gaji setiap bulan, tetapi rekaman output kerjanya tetap diclaim sebagai tetap miliknya pribadi.  Mengabaikan begitu saja fakta bahwa perusahaan sudah membayarnya untuk mengaplikasikan ilmunya, melalui gaji dan memfasilitasi dengan peralatan, waktu, dan pembiayaan aktivitas kerjanya.

Bandingkan dengan tokoh di link ini.  Tim Berners-Lee - Wikipedia, the free encyclopedia'via Blog this'

TimBL bekerja dan dibayar hanya sebagai engineer biasa, tetapi dia berpartisipasi aktif dalam sebuah project yang hasilnya sekarang dinikmati milyaran manusia, lalu dengan "ilmu" nya selama berpartisipasi dalam project ini, dia menyempurnakannya dengan menciptakan apa yang sekarang disebut "World Wide Web".  Tanpa mengharap apapun, karena keberhasilannya membuat setiap orang tidak peduli di manapun di belahan bumi ini terhubung dan bisa sharing ilmu dan pengetahuan, itu sudah kepuasan dan reward terbesarnya.  Setelah beberapa tahun barulah jasanya diakui oleh Ratu Elizabeth II dan dia menerima penghargaan yang seharusnya sudah diterimanya beberapa tahun sebelumnya.  Ketika dia dinobatkan sebagai inventor "World Wide Web" tahu apa responya?  Dia bilang "Ini untuk semua orang"

Walaupun TimBL mengatakan "ini untuk semua orang" adakah di dunia ini satu manusia saja yang bisa mencuri dan mengakui ilmunya?  Tidak ada!  Inventor www tetap TimBL.  Milyaran manusia hanya menikmati HASIL dari ilmu TimBL dan semuanya yang tahu tetap mengakui ini ilmunya TimBL.

TimBL tahu apa artinya "legacy" (warisan).  Orang berilmu yang sejati bisa dilihat dari legacy - dari apa yang ditinggalkannya, untuk orang-orang di keluarganya, di perusahaannya, dan dalam kasus TimBL, di seluruh dunia.

TimBL tahu bahwa ada satu hukum alam yang tidak bisa berubah.  Petani menabur benih tanpa tanya dulu kepada tanah "wani piro?"  karena selama itung-itungan dengan tanah, benih itu tidak akan pernah ditabur, dan hasil panen tidak akan pernah terjadi.  Dalam segala hal, memberi dulu, invest dulu, baru menikmati hasilnya.  Tidak ada orang berilmu yang ilmunya tidak bisa dinikmati orang lain.  Kalau dia mengaku berilmu tapi tidak ada legacy, tidak ada jejak ilmunya, dia hanya membual.  Yang itung-itungan dengan tanah tidak akan pernah mendapat apapun.  Yang dikit-dikit wani piro, tidak akan gain respect!  Ini universal truth!

Tulisan ini saya persembahkan kepada anak-anak saya Sella Memi Tita Jedidiah Seraiah, teman-teman Shelterians, dan semua orang yang sempat membacanya.  Jangan mencuri, tapi tabur benih tanpa itung-itungan, karena perhitungan  Yang Maha Kuasa untuk membalas apa yang sudah kita lakukan TIDAK AKAN PERNAH SALAH!

God bless!

Feb 2, 2013

Perjalanan Semarang-Temanggung Hari Ini

Perjalanan Semarang-Temanggung Hari IniPerjalanan ke Temanggung mampir di di rumah makan ini supaya pak Heri bisa makan

img_1359817117.jpgMurah meriah menu sederhana, aku tdk makan sih, gak luwe, cuma sempat motret menu oseng pepaya muda dan kacang panjang, ketoke enak banget


img_1359817369.jpg
img_1359817384.jpgYang paling mengesankan adalah mbak pelayannya berani banget sama orong2!  


Sent from my iPhone