Dec 16, 2016

JAMAN DAHULU KALA SEBELUM ADA MAS HABIB INI

Jaman saya kecil dulu, kami satu-satunya keluarga kristiani, listrik belum masuk desa.  Ibu kami punya genset sehingga rumah kami ada listrik.  Listriknya dibagi ke mesjid desa.  Jadi pakai kabel puanjaang disambung dari rumah kami ke mesjid.  Free!  Hari biasa sampai jam 12 malam, malam lebaran semalam suntuk supaya saudara-saudara muslim bisa takbiran dengan nyaman sampai pagi.  Sama sekali tidak ada yang punya ide mesjidnya jadi kharom, sama sekali tidak ada yang galauw bahaya kristenisasi.  Kami bersaudara dan berbagi walau beda keyakinan tanpa prasangka aneh-aneh. 

Di luar desa kami yang permai di lereng gunung Sumbing ini juga tidak pernah terdengar ada orang rame-rame atas nama agama.  Tidak ada acara mempermasalahkan atribut natal.  Kalau Lebaran saya keliling desa bersama teman-teman sepermainan untuk sungkem kepada para sepuh desa, minta maaf, dan bahagia dapat doa dan antari (makanan khas lebaran di desa kami).  Pada hari natal, para tetangga pada datang ke rumah kami, gantian bersilaturahmi. 

Tidak ada yang punya ide itu haram dan tidak sesuai aqidah.  Tidak ada yang meng awas-awas nanti jadi kafir.  Sayuk rukun indah sekali.  Dan saya tentu saja yang paling bahagia karena banyak makanan.

Tapi itu duluuu sebelum ada orang model beliauw ini kasih ide yang "canggih" kepada masyarakat :)

#FPI