Dec 26, 2009

SI BAPAK YANG SOENGGOEH JENAKA! KENAL WAJAH INI?

Hari ini benar-benar hari yang penuh gelak tawa.  Ada kejadian yang sungguh aneh bin ajaib tadi dalam perjalanan dari Temanggung ke Jogja.  Saat kejadian sih memang tegang.  Tegangnya bukan karena takut, tapi dongkol bercampur heran, bercampur tidak sabar.  Tapi setelah beberapa saat dan flashback, masyaala, kejadian tadi benar-benar lucu dan sepanjang sisa perjalanan kami tidak habis-habisnya tertawa.  Hahaha  oohh anak-anakku, we really had some fun today didn't we :)) 

Kami berlima, aku dan anak-anakku dan Pak Heri (tetangga kami yang selalu kami mintai tolong untuk nyetir mobil mengantar kami) dalam perjalanan ke Jogja untuk mengantar Sella yang jam 13:00 harus sudah di temapt kerja, sekalian beli tiket kereta api untuk kembali ke Surabaya.  Sepanjang jalan lalu lintas sangat padat, biasa, selalu begini setiap libur panjang, banyak orang pulang kampung, sehingga kemacetan di kota besar berpindah ke sini.

Sampai daerah Blabak (Magelang) ada mobil di sebelah kiri kami yang benar-benar sangat mepet hampir serempetan, mungkin karena tidak mau didahului walaupun di depannya ada beberapa sepeda motor.  Posisi kami di sebelah kanan.  Kami pikir sudah lega gak jadi serempetan, eh entah bagaiman tiba-tiba mobil tadi berhenti tepat di depan kami, sampai kami hampir menubruk belakangnya.  Kami pikir ada yang berhenti mendadak di depannya.

Ternyata tidak saudara-saudara.  Seorang bapak-bapak turun dengan mata wajah tegang mata melotot mendekati mobil kami.  Begitu sampai jendela supir, dia membentak-bentak, katanya gara-gara kami memotong jalan, dia menubruk sepeda motor di depannya.  Pintu digedor-gedor memaksa Pak Heri turun.  Aku bilang, "pak jangan bicara di sini, kita menghalangi jalan, kita minggir dulu".  Saat itu posisi mobil kami tetap di jalur semula di sebelah kanan, dan mobil si bapak tepat di depan kami hanya berjarak beberapa centi, jadi kami tidak bisa bergerak, sementara bus truck dan banyak kendaraan lain di belakang kami berjubel tidak bisa lewat.

Permintaanku agar sama-sama menepi supaya tidak menghalangi jalan dan mengganggu lalu lintas tidak dihiraukan, malah tangannya merebut kontak mobil begitu saja.  Lho (batinku ini preman atau apa).  Si bapak malah minta SIM supir kami, maka langsung aku cegah, dan bertanya bapak ini siapa?  Pikirku sih, kalau polisi mana KTA nya karena dia pakai pakaian sipil, tapi kalau sama-sama sipil ngapain juga tanya SIM dan STNK, kalau dia polisi atau aparat, tentunya punya KTA.  Just a simple question, kalau dia minta kami tunjukkan SIM, ya fair kan kalau kami juga minta dia tunjukkan KTA nya.  Eh, si bapak malah tambah marah dan bilang "Kalau saya benar2 petugas, awas kamu ya!"  Lho?  Aku cepat-cepat menukas "Lho kenapa memangnya?  Jadi bapak ngancam saya nih?"  Si bapak mengeluarkan dompetnya, tapi ternyata cuma pura-pura (mungkin dipikirnya supaya aku takut), eh KTA nya tidak dikeluarkan juga, terus mengalihkan pembicaraan ke supir kami lagi suruh segera turun.   Dan lagi-lagi, aku harus bilang mobil harus menepi dulu, tapi si bapak bilang ndak mau nanti kami lari.  Lho?

Karena aku jadi sungguh kehilangan kesabaran, sambil beringsut, aku bilang "saya yang turun, ini tanggungjawab saya, ayo kita bicara di luar, mana sepeda motor yang tadi ditubruk, tunjukkan ke saya". 

Aku sudah di luar mobil, sambil menyeberang ke tepi jalan dan memanggil2 si bapak, mana sepeda motornya??? Si bapak ini entahlah apa yang dia pikirkan, malah masih berdiri sambil memaksa-maksa supir kami untuk turun.  Sampai orang-orang penjaga stand bunga di pinggir jalan kemudian menyebrang mendekati si bapak yang masih ngotot berdiri di sebelah pintu supir.  Sebagian bapak-bapak yang masih di tepi aku tanyakan lha mana sih pak sepeda motornya, dan mereka menjawab hampir serempak sepeda motor sudah pergi, wong tidak apa-apa, si bapak itu saja yang cari masalah.  Oala.  Maka aku berteriak lagi dari tepi jalan "Pak sepeda motornya sudah gak ada, kalau mau minta uang bilang saja terus terang berapa"

Sambil terus menerus memanggil-manggil si bapak agar menepi, aku terus jalan ke depan, sehingga sempat memperhatikan mobil Terios dengan no Pol B 1464 AY, dan seorang ibu-ibu cantik pakai jilbab duduk.  Mungkin ini istrinya, dan karena putus asa si bapak tetap tidak mau menepi, aku bilang ke istrinya, buk itu si bapak suruh meminggirkan mobilnya, kita bicara di tepi, mobil kita menghalangi jalan.  E eh, si ibu cantik yang nampaknya alim bukannya menjawab baik-baik, malah ikut berteriak "lha soalnya situ yang salah".  Weleh yo opo sih orang-orang ini.  Salah gak salah kan mestinya bisa bicara baik-baik di tepi tanpa harus mengakibatkan lalu lintas tambah macet.


Yang aku bertambah heran bin nggumun setahun njinggleng sak rendeng adalah, jelas-jelas aku sudah ngalahi turun agar bisa bicara, lha kok si bapak masih ngotot tidak mau beranjak dari pintu supir dan menahan kunci kontak minta supir kami turun dan membiarkan mobil menghalangi jalan raya, padahal tahu sendiri lalu lintas sedang sangat padat.  Sungguh aku tidak mudheng dengan pikiran orang ini.

Lebih tidak mudeng lagi, menurut kesaksian anak-anak , ketika si pak penjual bunga membujuk agar mobil menepi, si bapak ini ngeyel katanya nanti kalau menepi malah lari.  Karena kehilangan kesabaran juga, Sella bilang ke bapak penjual bunga "orang ini memang gila kok pak"  dan tawa mereka semua meledak ketika si bapak penjual bunga bilang "iya iya tahu".

Foto yang ini diambil oleh si Sella dari dalam mobil.  Lihat si bapak bisa melihat STNK ini bukan karena supir kami memberikannya suka rela, tapi karena layaknya mau merampok, dia merebut kunci kontak.  Begitu sadar dirinya sudah di foto, Sella dibentak-bentak dan hampir saja HP direbut.  Untung anakku mbarep ini lebih lincah sehingga HP selamat.

Kok bisa masih berpikir mobil kami akan melarikan diri, jelas-jelas saya sudah di luar.  Apa ya mungkin supir kami akan melarikan mobil bersama anak-anak sementara babonnya masih di pinggir jalan.  Piye si bapak ini.

Entah bagaimana kecanggihan si bapak penjual bunga yang membujuk si bapak ini, akhirnya dia mau kembali ke mobilnya sendiri, tapi langsung melaju pergi.  Lah?  Jadi gak jadi bicara nih?  So aku pun kembali ke mobil dan anak2 pada ketawa kepingkal-pingkal melihat kelakuan si bapak yang begitu emosi sampai akal sehatnya gak jalan.  Aku yang semula jengkelnya bukan main jadi ikut2an ketawa cekakakan.  Sepanjang jalan sambil tidak berhenti cekakakan anak-anak bergantian memotret mobil si bapak jenaka ini setiap ada kesempatan.

Lha iya kok bisa: 

Satu.  Jelas-jelas posisi mobil kami masih di jalur semula di sebelah kanan, kok katanya memotong sehingga dia nubruk sepeda motor, dan pemilik sepeda motornya marah-marah.  Justru dia yang tiba-tiba memotong jalan dari jalur kiri langsung ke kanan.  Lagipula sepeda motornya ternyata sudah pergi, tidak ada masalah.  So maksudnya apa ya marah-marah di tengah jalan sampai heboh begitu, padahal apa ya mungkin ada pencari bakat pemain sinetron di jalan raya begini.

Dua.  Dengan gaya seolah-olah dia penguasa di seluruh negeri meminta supir kami keluarkan SIM, tapi dia sendiri diminta menunjukkan KTA saja malah pakai mengancam.  Sudah mengancam, tetap tidak berani keluarkan KTA nya lagi, cuma menunjukkan dompet.  Welah.  Aku yo iso kalau cuma tunjukkan dompet, gak perlu jadi aparat.  Kalaupun memang benar dia aparat, hellooowww???  Hare gene aparat mengancam warga sipil???  Ya ampuun kalau memang benar si bapak ini aparat, dia malu-maluin corps-nya saja.  Apalagi kalau si bapak ini ternyata punya jabatan dan pangkat, ampuuun itu anak buah dan para juniornya mau jadi apa punya pemimpin seperti ini.


Tiga.  Kenapa dia beraninya cuma sama supir?  Aku sudah turun, tapi tidak mau menepi dan bicara sama aku, malah ngelendhot di pintu supir, katanya suruh turun.  Suruh turun gimana wong pintu dipepet.  Tidak mau bicara sama aku atau tidak berani karena aku tidak bisa diintimidasi?  Ooohhh soenggoeh jenaka sekali si bapak, God knows apa yang terjadi dalam benaknya.

Kesimpulan, kejadian ini bener2 hillarious sekaligus menyedihkan.  Hillarious karena si bapak bener-bener tidak masuk akal jenakanya.  Menyedihkan bila benar-benar si bapak ini aparat kepolisian (kalau melihat belakang mobilnya ada sticker keluarga besar Polri), hari ini untuk yang ke sekian kalinya, Corps Polri dipermalukan oleh anggotanya sendiri.  Aku sungguh-sungguh berharap si bapak bukan corps aparat apapun, hanya warga sipil yang pengin sok gagah.  Kasihan para polisi lain yang bekerja dengan sungguh-sungguh menjaga nama baik dan kehormatan corps. 

Hari ini jalur Magelang-Jogja bener2 bikin stress.  Kejadian tadi, kalau dilihat dari sisi lucunya, lumayanlah, berhasil mengubah stress menjadi gelak tawa sampai di Jogja.  Well ... in the end of the day, mungkin boleh lah berterima kasih sama si bapak ini karena sudah kasih kita hiburan wakakakakakak!!!

6 comments:

Santi Gustafsson said...

Masyaalooohhhh.
Jarene Kenta, wong iku2 jelas2 FEL I HUVUDED alias salah di kepala atau gendeng!

Samantha Easterina said...

bapak itu mungkin dari psikiater dan depresi karena dokternya memvonis dia menderita gangguan jiwa . makane ngamuk2 mencari pelampiasan . berani ngancem ibuk. hellllow?? mami kita lebih preman !

tapi gak popo, lucu kok, apalagi hidungnya yang mekrok dan perutnya yang buncit . mak, seksi !

wakakakakakakakakakakkkk!!

Tita Trouerbach said...

bapak.ke utek.ke lembab og, ra tau di pepe ..
irunge mekrok sempurna seperti bulan purnama og ..

Unknown said...

kemungkinan pertama; bapak itu yang bersalah menabrak motor,karena sadar dia salah dan sekaligus tidak mau disalahkan lalu dia membuat kesibukan sendiri agar si punya motor tadi lupa / males /tidak minta tanggungjawabannya. sedangkan kesibukan tadi ialah mencari masalah baru dengan cara menghentikan mobil Ibu. lalu seolah2 dia disalahi. hal ini akan membuat sang empunya motor tadi bingung, dan akhirnya males ngurusin bapak itu lalu pergi ( biasa, wong jowo kwi nerimo wae ).
kesimpulan kedua; bapak itu punya obsesi sebagai polantas. karena tidak kesampaian makanya stress.
he.he.he.. masih banyak lagi kesimpulan2 lain terhadap bapak itu. sampe dua hari gak bakalan habis u/ menyimpulkannya.

Octa Sudirarjo said...

waakkakaka lucu...'

mungkin Teriosnya nyewa itu Bu, jadi bingung bayar biaya klaim asuransinya yg cuma 200rb hehehhehe

Tapi mesakne ya Bu, Pak Teriosnya..... salah berurusan dengan orang
hahahhhaa Bu Kitri dilawan hehhehehee piss Bu...

Theresia said...

Resti ikutan jengkel dhewe baca ceritane... iichhh.... itu bapak g amau kehilangan muka buk di depan wanita cantik di mobil nya.. wkwkwkkw