Jun 7, 2010

Mulut Orang Tua Yang Asal

Ada tertulis bahwa jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situ terpancar segala perkara kehidupan [Amsal 4:23]

Ada pengalaman cukup menarik ketika aku sedang bosan duduk di sebuah restaurant di daerah Rungkut, Surabaya, menunggu seorang kolega yang sudah sepakat untuk datang dan diskusi di situ. Sudah 1 jam lebih terlambat dihubungi tidak bisa.

Untuk membunuh rasa bosan iseng aku melayangkan pandangan ke seluruh ruangan. Lalu keramaian di meja sebelah tertangkap perhatianku. Sebuah keluarga, bapak, ibu, 3 anak, dan ada 2 orang dewasa lagi, mungkin adik atau kakak mereka, sedang menikmati makan malam, sambil ngobrol. Anak mereka yang paling kecil cerewetnya minta ampun memang, segala macem ditanyakan. Umurnya kira-kira 5-6 tahun.
Sang Ibu, mungkin karena sebal sebentar-sebentar harus menjawab si anak di sela-sela pembicaraan dan makannya, tanpa sadar bilang ke si anak, "kalau lagi makan jangan bicara dong"

Aku tersenyum sendiri, mencoba mengerti apa yang ada di pikiran si ibu ini. Dari tadi dirinya sendiri juga makan sambil ngobrol dengan saudara dan suaminya, hanya karena terganggu dengan celoteh si kecil, lalu tiba-tiba keluar instruksi "kalau lagi makan jangan bicara"

Sudah bisa dipastikan, si kecil TIDAK akan pernah menggubris "instruksi" itu. Walaupun belum cukup umur untuk memahami, si kecil sudah bisa merasakan bahwa instruksi itu hanya untuk memuaskan kenyamanan si ibu. Bila "gaya kepemimpinan" si ibu ini tidak berubah sampai anak-anaknya tumbuh semakin besar, sudah bisa ditebak, anak-anaknya akan sangat kesulitan atau perlu extra pengalaman, pengetahuan, pemguasaan diri  pokoknya perlu effort khusus untuk bisa menghormati ibunya.

Kita semua tahu bahwa seorang pemimpin, dalam lingkup apa saja, akan kehilangan respect manakala dia memanfaatkan otoritas yang dimilikinya bukan untuk pencapaian tujuan yang baik untuk semua, bukan untuk menempatkan nilai-nilai luhur yang berlaku secara universal, tetapi hanya untuk memuaskan kepentingannya sendiri.

Banyak orang tua tidak menyadari bahwa di depan anak-anaknya, mereka adalah pemimpin, dan punya otoritas, setiap kata-kata yang keluar dari mulut mereka sangat mempengaruhi anak-anak mereka di kemudian hari. Si Ibu tadi baru saja memberikan contoh kepada anak-anaknya, bahwa kalau punya otoritas bisa kasih instruksi seenak udel sendiri.

Ck ck ck si anak kecil ini sebenarnya sangat cerdas, percaya diri, dan berani bertanya. Sayang sekali hanya karena kepemimpinan orang tua yang buruk, dia juga terancam punya karakter yang buruk.

Siapa bilang menjadi orang tua adalah tugas yang mudah. Penguasaan diri menjadi sangat penting bagi setiap pemimpin, termasuk pemimpin keluarga, termasuk seorang ibu.

Kita semua bisa bekerja dengan suka cita walaupun banyak tantangan dan kesulitan ketika kita punya kepercayaan bahwa boss kita adalah pemimpin yang baik dan bisa diandalkan integritasnya. Demikian pula anak-anak, mereka hanya bisa tumbuh optimal dan menjadi lebih kuat setiap hari walaupun mengalami banyak kesulitan manakala mereka punya rasa aman karena percaya orang tua mereka bukan orang tua yang selfish, tetapi bisa diandalkan integritas dan kasihnya.
....
http://kitridewi2010.blogspot.com
Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

No comments: